Kamis, 01 Februari 2018

Kota Padang ; Satu - Satunya Kota Besar Tanpa Terminal Di Indonesia

Kota Padang sebagai ibukota sekaligus pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Barat merupakan kota dengan penduduk terpadat dengan wilayah terluas di pesisir barat pulau Sumatera. Di Kota ini berbagai kegiatan ekonomi berjalan dan beranjak meningkat sejak dihantam gempa besar pada tanggal 30 September 2009 dengan kekuatan 7,9 SR.

Sebagai pusat pemerintahan Provinsi, Kota Padang juga dikenal sebagai destinasi bagi masyarakat daerah dan provinsi lain di bidang pendidikan, pariwisata dan perdagangan. Namun semua itu tidak didukung oleh sebuah sistim transportasi umum yang baik dan terpadu. 

Jika dirunut ke masa lampau, kota Padang pernah mencapai masa kejayaan transportasi umum darat yang membanggakan, dengan dianugerahkannya Piala Wahana Tatanugraha sebagai lambang terwujudnya sebuah ketertiban lalu lintas yang mumpuni. Disamping itu, Kota Padang mempunyai 2 (dua) buah terminal angkutan umum yang melegenda, yaitu Terminal Goan Hoat di Jalan Muhammad Yamin dan Terminal Lintas Andalas di Jalan Pemuda. 

1. Terminal Goan Hoat


Suasana terminal Goan Hoat dekade 1990an

Terminal ini adalah terminalnya angkutan kota dan bus kota yang melayani penumpang dengan rute ke seluruh penjuru Kota Padang. Di terminal inilah dulunya seluruh masyarakat kota Padang maupun yang dari luar kota Padang berganti angkot (Oplet - istilah masyarakat untuk menyebut Angkutan Kota) untuk menuju berbagai pelosok kota seperti : Tabing, Labor, Siteba, Tunggul Hitam, Kuranji, Pauh, Indarung, Gadut, Penggambiran, Teluk Bayur dan bahkan hingga ke daerah Muara Batang Harau dengan menggunakan angkutan Bemo roda tiga.

Bemo Sang "Legend" 

Tidak bisa dipungkiri Terminal Goan Hoat ini adalah salah satu penyokong utama roda perekonomian kota Padang karena dekat dengan Pasar Raya sebagai pusat perdagangan. Disamping itu, juga dekat dengan Kantor Balai Kota, berbagai sekolah seperti SMA N 1 Padang, SMP N 2 Padang, SMP Pertiwi, dan juga dekat dengan Stadion sepak bola yang di zaman Perserikatan dan Galatama begitu terkenal yaitu stadion Imam Bonjol.

Suasana Terminal Goan Hoat Suatu Siang Di Dekade 90an


Disamping oplet dan bemo yang keluar masuk di terminal ini, juga terdapat angkutan bus penumpang dalam kota yang dulu bernama Puspa Sari, Patra dan Bus Kota dengan trayek menuju Tabing via Jl. Khatib Sulaiman dan via Jl. Raden Saleh, menuju Kampus Unand Limau Manis, Indarung, dan Teluk Bayur. Juga angkutan ramah lingkungan yang bebas polusi karena memakai tenaga Kuda sebagai penggerak yaitu Bendi.

2. Terminal Lintas Andalas

Terminal Lintas Andalas Dekade 70an

Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan penumpang di Kota Padang sehingga tidak tertampung lagi di Terminal Goan Hoat maka dimulailah pengoperasian Terminal Lintas Andalas sebagai terminal angkutan penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan angkutan penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada tahun 1972 di bawah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). 

Terminal Lintas Andalas Dekade 80an

Terminal Lintas Andalas dibangun di jalan Pemuda diatas lahan yang dulunya merupakan kuburan orang-orang Belanda. Lokasi Terminal Lintas Andalas yang berada di pusat kota menjadi lahan perekonomian baru bagi masyarakat Padang yang bergerak di sektor informal seperti pedagang, agen penjualan tiket bus, Rumah Makan, penjualan oleh-oleh khas kota Padang yaitu Bingkuang dan berbagai sektor lainnya terutama dibidang jasa serta perdagangan.

Di terminal inilah bertemu dan berpisahnya warga Padang dengan orang-orang tercintanya, sehingga menimbulkan suatu kenangan yang tak terlupa.

Terminal Nasibmu Kini 


Sentral Pasar Raya

Namun sayang, sejak awal dekade 2000, terminal - terminal ini dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan modern dengan nama Sentral Pasar Raya (SPR) untuk terminal Goan Hoat dan Plaza Andalas yang telah berdiri megah di atas lahan bekas Terminal Lintas Andalas, "berkat" kebijakan pemerintah Kota Padang yang saat itu dipimpin oleh Walikota Fauzi Bahar. Hal ini berakibat pada pindahnya para pedagang yang berasal dari berbagai daerah bahkan provinsi tetangga seperti Jambi, Bengkulu, Riau dan Sumatera Utara untuk berbelanja ke kota Bukittinggi. Mereka beralasan bahwa tidak adanya kawasan bongkar muat dengan angkutan kota yang memadai. Fenomena lainnya adalah menjamurnya para PKL dikawasan pasar raya. Para PKL ini dulunya dengan tenang dan nyaman membuka dagangannya disekitar atau disekeliling Terminal Goan Hoat dan Terminal Lintas Andalas.

Plaza Andalas

Begitulah sekelumit kisah tentang Kota Padang yang kini menjadi Satu-satunya Kota Besar di Indonesia yang tak memiliki Terminal, baik itu terminal Angkutan Kota maupun terminal untuk Bus AKAP dan AKDP.   

 

Kamis, 12 Januari 2017

MINANGKABAU (Wilayah dan Kemasyarakatan)

MINANGKABAU
(Wilayah dan Kemasyarakatan)


Wilayah budaya Minangkabau adalah wilayah tempat hidup, tumbuh, dan berkembangnya kebudayaan Minangkabau. Dalam tambo alam Minangkabau dikatakan wilayah Minangkabau adalah sebagai berikut:
  •  Nan salilik gunuang Marapi : Daerah luhak nan tigo
  •  Saedaran gunuang Pasaman : Daerah di sekeliling gunung Pasaman
  •  Sajajaran Sago jo Singgalang : Daerah sekitar gunung Sago dan gunung Singgalang
  •  Saputaran Talang jo Kurinci : Daerah sekitar gunung Talang dan gunung Kerinci
  •  Dari Sirangkak nan badangkang : Daerah Pariangan Padang Panjang dan sekitarnya
  •  Hinggo buayo putiah daguak : Daerah di Pesisir Selatan hingga Muko-Muko
  •  Sampai ka pintu rajo hilia : Daerah Jambi sebelah barat
  •  Hinggo durian ditakuak rajo : Daerah yang berbatasan dengan Jambi
  •  Sipisau-pisau hanyuik : Daerah sekitar Indragiri Hulu hingga gunung Sailan
  •  Sialang balantak basi : Daerah sekitar gunung Sailan dan Singingi
  •  Hinggo aia babaliak mudiak : Daerah hingga ke rantau pesisir sebelah timur
  •  Sailiran batang Bangkaweh : Daerah sekitar danau Singkarak dan batang Ombilin
  •  Sampai ka ombak nan badabua : Daerah hingga Samudra Indonesia
  •  Sailiran batang Sikilang : Daerah sepanjang pinggiran batang Sikilang
  •  Hinggo lauik nan sadidieh : Daerah yang berbatasan dengan Samudra Indonesia
  •  Ka timua Ranah Aia Bangih : Daerah sebelah timur Air Bangis
  •  Rao jo Mapat Tunggua : Daerah di kawasan Rao dan Mapat Tunggua
  •  Gunuang Mahalintang : Daerah perbatasan dengan Tapanuli selatan
  •  Pasisia banda sapuluah : Daerah sepanjang pantai barat Sumatra
  •  Taratak aia itam : Daerah sekitar Silauik dan Lunang
  •  Sampai ka Tanjuang Simalidu
  •  Pucuak Jambi Sambilan Lurah : Daerah hingga Tanjung Simalidu

Batas wilayah Minangkabau menurut tambo:

    •  Utara : Sikilang Aia Bangih
    •  Timur : Durian ditakuak rajo, buayo putiah daguak, sialang balantak basi
    •  Selatan : Taratak aia itam, Muko-Muko
    •  Barat : Ombak nan badabua

Wilayah Minangkabau dibagi tiga, yaitu daerah darek, daerah rantau, dan daerah pasisia.


WILAYAH DAREK

Wilayah darek adalah daerah asli Minangkabau, yakni Luhak Nan Tigo. Dalam kisah tambo, luhak artinya berkurang.

1. Luhak Tanah Datar

Luhak Tanah Datar disebut juga luhak nan tuo karena luhak ini adalah luhak yang mula-mula ada di Minangkabau. Ungkapan khas luhak ini “buminyo lembang, aianyo tawa, ikannyo banyak”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang ramai, statusnya tidak merata.

Asal usul Luhak Tanah Datar:

Dahulu kala, ketika nenek moyang orang Minangkabau masih tinggal di puncak gunung Merapi, ada tiga sumur (luhak). Salah satu dari ketiga sumur itu ada terletak di tanah yang datar. Orang yang biasa minum dari sumur tersebut pindah ke suatu tempat, yang kemudian dinamakan Luhak Tanah Datar, sesuai tempat sumur mereka.

Nenek moyang orang Minangkabau pertama-tama membuat nagari di Pariangan Padang Panjang. Lama-kelamaan nagari itu terasa sempit karena penduduk berkembang juga, dan akhirnya mereka mencari daerah baru. Salah satu daerah itu adalah daerah yang tidak datar. Tanahnya berbukit-bukit dan berlembah-lembah. Nama tempat itu mereka tetapkan sesuai dengan kondisi daerahnya, yakni Luhak Tanah Datar. Luhak disini mengandung makna “kurang”, jadi daerah yang tanahnya kurang datar.

Nagari-nagari yang termasuk Luhak Tanah Datar:

1. Tampuak Tangkai Pariangan Salapan Koto
    Pariangan, Padang Panjang, Guguak, Sikaladi, Koto Tuo, Tanjuang Limau, Sialahan, Batu Basa.

2. Tujuah Langgam di Hilia
    Turawan, Padang Lua, Padang Magek, Sawah Kareh, Kinawai, Balimbiang, Bukik Tamusu.

3. Limo Kaum Duo Baleh Koto
    Dusun Tuo, Balah Labuah, Balai Batu, Kubu Rajo, Piliang, Ngungun, Panti, Silabuak Ampalu, Parambahan, Cubadak, Supanjang, Pabalutan, Sawah Jauah, Rambatan, Tabek Sawah Tangah.

4. Sambilan Koto di Dalam
    Tabek Boto, Salagondo, Baringin, Koto, Baranjak, Lantai Batu, Bukik Gombak, Sungai Ameh, Ambacang Baririk, Rajo Dani.

5. Tanjuang Nan Tigo, Lubuak Nan Tigo, Tanjuang Alam, Tanjuang Sungayang, Tanjuang Barulak, Lubuak Sikarah

6. Sungai Tarab Tujuah Batu
    Limo Batu, Tigo Batu, Ikua Kapalo Kapak, Randai Gombak Katitiran, Koto Tuo Pasia Laweh, Koto Baru, Rao-Rao, Salo Patir Sumaniak, Supayang, Situmbuak, Gurun Ampalu, Sijangek Koto Badampiang.

7. Langgam Nan Tujuah
    Labutan, Sungai Jambu, Batipuah Nagari Gadang, Tanjuang Balik Sulik Aia, Singkarak, Saniang Baka, Silungkang, Padang Sibusuak, Sumaniak, Suraso.

8. Batipuah Sapuluah Koto
    Batipuah, Koto Baru Aia Angek, Koto Laweh Pandai Sikek, Panyalaian, Bukik Suruangan, Gunuang, Paninjauan, Jaho Tambangan, Pitalah Bungo Tanjuang, Sumpu Malalo, Singgalang.

9. Lintau Buo Sambilan Koto
    Batu Bulek, Balai Tangah, Tanjuang Bonai, Tapi Selo Lubuak Jantan, Buo, Pangian, Taluak Tigo Jangko.

2. Luhak Agam

Luhak Agam disebut juga luhak nan tangah karena setelah berdirinya Luhak Tanah datar, luhak Agam-lah yang berdiri. Ungkapan khas luhak ini “buminyo angek, aianyo karuah, ikannyo lia”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang berwatak keras, masyarakatnya heterogen, persaingan hidup tajam.

Asal usul Luhak Agam:

Di gunung Merapi terdapat pula sumur (luhak) yang ditumbuhi rumput mensiang (agam). Mereka yang biasa minum di sumur itu pindah ke suatu tempat. Tempat pindahnya itu kemudian dinamakan sesuai nama sumur tempat mereka biasa minum, yakni Luhak Agam.

Setelah rombongan ke Tanah Datar berangkat dari Pariangan Padang Panjang, berangkat pulalah rombongan kedua menuju utara. Di tempat tujuannya itu mereka menemukan daerah yang dipenuhi oleh tumbuhan mensiang (agam). Akhirnya tempat itu dinamakan Lubuak Agam yang kemudian berubah menjadi Luhak Agam.

Nagari-nagari yang termasuk Luhak Agam:

1. Ampek-Ampek Angkek
    Agam Biaro Balai Gurah jo Lambah Panampuang, Canduang Koto Laweh jo Lasi Bukik Batabuah, Parik Putuih jo Tanjuang Alam, Pasia jo Ampang Gadang, Kurai Banuhampu jo Sianok Koto Gadang, Sariak jo sungai Pua, Batagak Batu Palano, Balingka Koto Pambatan jo Guguak Tabek, Sirajo, Kamang Hilia jo Kamang Mudiak, Tilatang jo Parik Rantang, Kapau jo Magek, Salo jo Koto Baru, Sungai Janiah jo Tabek Panjang, Ujuang Guguak jo Padang Tarok, Sungai Angek jo Sungai Cubadak, Koto Tinggi jo Kubang Pipik, Koto Gadang Pincuran Puti.

2. Lawang Nan Tigo Balai
    Matua Palembayan, Malalak, Sungai Landie.

3. Nagari Sakaliliang Danau Maninjau
    Maninjau jo Sungai Batang, Sigiran jo Tanjuang Sani, Bayua jo Koto Kaciak, Koto Gadang Koto Malintang, Paninjauan jo Batu Kambiang, Lubuak Basuang jo Manggopoh.

3. Luhak Limo Puluah Koto

Luhak Limo Puluah Koto disebut juga luhak nan bungsu karena luhak ini adalah luhak yang terakhir berdiri di Minangkabau. Ungkapan khas luhak ini “buminyo sajuak, aianyo janiah, ikannyo jinak”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang homogen dan penuh kerukunan, memiliki ketenangan dalam berpikir.

Asal usul Luhak Limo Puluah Koto:

Sumur yang ketiga di puncak gunung Merapi menjadi tempat minum 50 keluarga. Kemudian mereka pindah ke sebelah timur gunung Merapi dan memberi nama tempat baru itu dengan Luhak Limo Puluah, kemudian ditambah dengan kata “koto” di belakangnya.

Berangkat sebanyak 50 orang dari Pariangan. Sampai di suatu tempat mereka bermalam. Pagi-pagi ternyata anggota rombongan kurang lima orang, entah ke mana. Jadi anggota rombongan telah berkurang (luhak). Lalu anggota rombongan yang tinggal membuat daerah baru yang diberi nama Luhak Limo Puluah Koto.

Menurut tambo, Luhak Limo Puluah Koto terdiri dari lima bagian : 

1.  Sandi : Koto Nan Gadang, Koto Nan Ampek.

2.  Luhak : Mungo, Koto Kaciak, Andaleh, Tanjuang Kubu, Banda Tunggang, Sungai Kumuyang, Aua Kuniang, Tanjuang pati, Gadih Angik, Limbukan, Padang Karambia, Limau Kapeh, Aia Tabik Limo.

3.  Lareh : Sitanang Muaro Lakin, Ampalu, Halaban, Labuah Gunuang, Tanjuang Gadang, Unggan, Gunuang Sahilan.

4.  Ranah : Gantiang, Koto Laweh, Suliki, Sungai Rimbang, Tiakar, Balai Mansiro, Balai Talang, Balai Kubang, Taeh, Simalanggang, Piobang, Sungai Baringin, Gurun, Lubuak Batingko, T
arantang, Sari Lamak, Solok, Padang Laweh.

5.  Hulu : Padang Laweh, Sungai Patai, Suliki, Gunuang Sago, Labuah Gunuang, Balai Koto Tinggi.




WILAYAH RANTAU


Wilayah rantau Minangkabau adalah daerah di luar Luhak Nan Tigo yang awalnya merupakan tempat mencari kehidupan bagi orang Minangkabau. Selain itu juga ada daerah Ujuang Darek Kapalo Rantau, yakni daerah perbatasan wilayah luhak dan rantau. Masing-masing luhak memiliki wilayah rantau sendiri.

 Rantau Luhak Tanah Datar

Masyarakat Luhak Tanah Datar merantau ke arah barat dan tenggara. Daerah rantaunya :

1. Rantau Nan Kurang Aso Duo Puluah
    Lubuak Ambacang, Lubuak Jambi, Gunuang Koto, Benai, Pangian, Basra, Sitanjua, Kopa, Taluak Ingin, Inuman, Surantiah, Taluak Rayo, Simpang Kulayang, Aja Molek, Pasia Ringgit, Kuantan, Talang Mamak, Kualo Thok.

2. Rantau Pasisia Panjang (Rantau Banda Sapuluah)
    Batang Kapeh, Kuok, Surantiah, Ampiang Perak, Kambang, Lakitan, Punggasan, Aia Haji, Painan Banda Salido, Tarusan, Tapan, Lunang, Silauik, Indropuro.

3. Daerah Ujuang Darek Kapalo Rantaunya adalah Anduriang Kayu Tanam, Guguak Kapalo Hilalang, Sicincin, Toboh Pakandangan, Duo Kali Sabaleh Anam Lingkuang, Tujuah Koto, dan Sungai Sariak.

Rantau Luhak Agam

Penduduk Luhak Agam menyebar ke arah utara dan barat. Daerah rantaunya adalah sepanjang pantai Lautan Hindia, Pasaman Barat, Pasaman Timur, Panti, Rao, Lubuak Sikapiang, dll.

Daerah Ujuang Darek Kapalo Rantaunya adalah Palembayan, Silaras Aia, Lubuak Basuang, Kampuang Pinang, Simpang Ampek, Sungai Garinggiang, Lubuak Bawan, Tigo Koto, Garagahan, dan Manggopoh.

Rantau Luhak Limo Puluah Koto

Wilayah rantau Luhak Limo Puluah Koto memasuki daerah Riau daratan sekarang, yakni Rantau Kampar Kiri dan Rantau Kampar Kanan.

Daerah rantaunya meliputi Manggiliang jo Tanjuang Balik, Pangkalan jo Koto Alam, Gunuang Malintang, Muaro Paeti, Tanjuang Baringin sampai Rokan Pandalian, Sangingi, Gunuang Sailan, Kuntu jo lipek Kain, Ludai jo Ujuang Bukik, Sanggan jo Tanjuang Balik, Tigo Baleh Koto Kampar, Sibiruang, Gunuang Malelo, Tabiang jo Tanjuang, Gunuang Bungsu, Muaro Takuih, Pangkai jo Binamang, Tanjuang Abai jo Pulau Gadang, Baluang Koto Sitangkai, Tigo Baleh jo Lubuak Aguang, Limo Koto Kampar Kuok jo Slao, Bangkinang jo Rumbio, Aia Tirih, Taratak Buluah, Pangkalan Indawang, Pangkalan Kapeh, dan Pangkalan Sarai jo Koto Laweh.

  Rantau Nan Sambilan (Negeri Sembilan)

Daerah rantau ini terletak di Malaysia sekarang. Nagarinya adalah Sungai Ujong, Jelebu, Jehol, Rembau, Segamat, Naniang, Kelang, Pasir Besar, dan Jelai.




WILAYAH PASISIA


Wilayah pasisia adalah daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatra bagian tengah, membentang dari perbatasan Minangkabau dengan Tapanuli selatan hingga Muko-Muko (Bengkulu).

Wilayah pasisia lazim dibagi dua:


1. Pasisia Tiku Pariaman

  - Ranah Pasisia
    Silauik jo Lunang, Indropuro jo Aia Haji, Pungasan jo Sunagai Tunu, Labuan Balai Salasa, Surantiah jo Sungai Sirah, Lakitan jo Koto Baru, Kambang jo Ampiang Parak, Taratak jo Batang Kapeh, Salido jo Painan, Lumpo jo Asam Kumbang, Bayang Koto Barapak, Tarusan Koto Sabaleh.

  - Padang Salapan Suku
    Lubuak Kilangan, Nan Duo Puluah, Pauah Limo, Pauah Sambilan, Sungai Sapiah, Lubuak Minturun, Koto Tangah, Lubuak Buayo.

  - Piaman Laweh
    Kasang jo Duku, Sintuak jo Lubuak Aluang, Sunua jo kurai Taji, Toboh jo Pakandangan, Tiku jo Pariaman, Nareh jo Sungai Limau, Malai Sungai Garinggiang, Limo Koto jo Kampuang Dalam, Sungai Sariak Nan Sabarih, Duo Kali Sabaleh Anam Lingkuang.

2. Pasisia Pasaman

   Sasak jo Kinali, Parik Batu jo Koto Baru, Padang Tujuah jo Aua Kuniang, Lubuak Pudiang jo Aia Gadang, Sontang Muaro Kiawai, Sungai Aua jo Ujuang Gadiang, Parik jo Aia Bangih, Pinaga jo Kajai,  Talu jo Sinu
Talu jo Sinurut, Cubadak jo Simpang Tonang, Rao jo Padang Nunang, Panti Lubuak Sikapiang, Bonjo jo Kumpalan, Malampeh Alahan Mati Cadang Panjang jo Aia Manggi.


Suku Minangkabau atau Minang atau seringkali disebut Orang Padang adalah suku yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Suku ini terutama terkenal karena adatnya yang matrilineal walau orang-orang Minang sangat kuat memeluk agama Islam.

Suku Minang terutama menonjol dalam bidang perdagangan dan pemerintahan. Kurang lebih dua pertiga dari jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan Surabaya. Untuk di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia (terutama Negeri Sembilan) dan Singapura. Di seluruh Indonesia dan bahkan di mancanegara, masakan khas suku ini, populer dengan sebutan, masakan Padang sangat terkenal.

Suku Minang pada masa kolonial Belanda juga terkenal sebagai suku yang terpelajar. Oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Hindia-Belanda sebagai pengajar, ulama dan menjadi pegawai pemerintah. Di samping itu, mereka juga aktif dalam mengembangkan sastra Indonesia modern, dimana hal ini tampak dari banyaknya sastrawan Indonesia di pada masa 1920 - 1960 yang berasal dari suku Minang. Pada masa kolonial, kebanyakan dari mereka yang terpelajar ini datang dari suatu tempat bernama Koto Gadang, suatu nagari yang dipisahkan dari kota Bukittinggi oleh lembah yang bernama Ngarai Sianok. Sampai sekarang mayoritas suku Minang menyukai pendidikan, disamping tentunya perdagangan.


Suku-suku dalam Etnik Minangkabau

Dalam etnis Minangkabau terdapat banyak lagi klan, yang oleh orang Minang sendiri hanya disebut dengan istilah suku. Beberapa suku besar mereka adalah suku Piliang, Bodi, Caniago, Tanjuang, Koto, Sikumbang, Malayu, Jambak; selain terdapat pula suku pecahan dari suku-suku utama tersebut. Kadang beberapa keluarga dari suku yang sama, tinggal dalam suatu rumah yang disebut Rumah Gadang.

Di masa awal Minangkabau mengemuka, hanya ada empat suku dari dua lareh atau kelarasan (laras). Suku-suku tersebut adalah:
  •  Suku Koto
  •  Suku Piliang
  •  Suku Bodi
  •  Suku Caniago




Dan dua kelarasan itu adalah :

Lareh Koto Piliang, yang digagas oleh Datuk Ketumanggungan

Lareh Bodi Caniago, digagas oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang

Perbedaan antara dua kelarasan itu adalah:


Lareh Koto Piliang menganut sistem budaya Aristokrasi Militeristik

Lareh Bodi Caniago menganut sistem budaya Demokrasi Sosialis

Dalam masa selanjutnya, muncul lah satu kelarasan baru bernama Lareh Nan Panjang, diprakarsai oleh Datuk Sakalok Dunia Nan Bamego-mego.

Sekarang, suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus dan sudah mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari persamaannya dengan suku induk. Di antara suku-suku tersebut adalah:
  1.  Suku Tanjung
  2.  Suku Sikumbang
  3.  Suku Sipisang
  4.  Suku Bendang
  5.  Suku Melayu (Minang)
  6.  Suku Guci
  7.  Suku Panai
  8.  Suku Jambak
  9.  Suku Kutianyie
  10.  Suku Kampai
  11.  Suku Payobada
  12.  Suku Pitopang
  13.  Suku Mandailiang
  14.  Suku Mandaliko
  15.  Suku Sumagek
  16.  Suku Dalimo
  17.  Suku Simabua
  18.  Suku Salo
  19.  Suku Singkumbang
  20.  Dll

Sosial Kemasyarakatan

Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap Nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari pemimpin-pemimpin suku dari semua suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan KAN (Kerapatan Adat Nagari). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah sebuah keputusan dan peraturan yang dijalankan di dalam masyarakat.

Sabtu, 15 Maret 2014

SCORPIONS - SEBUAH RIWAYAT ROCKER DUNIA







Scorpions adalah band rock Jerman yang berasal dari kota Hanover. Dibentuk pada tahun 1965. Sejak awal band ini, gaya musik mereka telah berkisar dari hard rock hingga heavy metal. Salah satu anggota awal band ini adalah sang gitaris Rudolf Schenker, meskipun Klaus Meine adalah vokalis untuk semua album mereka

Mereka lebih dikenal lewat tembang rock 1980an mereka "Rock You Like a Hurricane" dan banyak single lainnya, seperti "No One Like You", "Send Me an Angel", "Still Loving You", dan "Wind of Change". Band ini menduduki peringkat ke-46 pada All Time Greatest Artists VH1 (Video Hits One - yang kini lebih dikenal sebagai MTV) pada program Hard Rock. "Rock You Like a Hurricane" juga berada pada urutan ke-18 dalam daftar VH1 dari 100 All Time Greatest Hard Rock Songs.

Band ini merupakan salah satu band
tersukses di dunia sepanjang masa, dengan klaim penjualan sekitar 75 - 100 jt  rekaman di seluruh dunia.

Pembentukan dan sejarah awal (1965-1973)

Rudolf Schenker, sang gitaris, meluncurkan band ini pada tahun 1965. Pada awalnya, band ini telah memberikan pengaruhnya dan Schenker sendiri bertindak sebagai vokalis. Band ini mulai dibentuk bersama pada tahun 1970 ketika adik Rudolf yaitu Michael dan vokalis Klaus Meine bergabung dengan band. Pada tahun 1972 kelompok ini masuk studio rekaman dan merilis album debut mereka Lonesome Crow bersama dengan Lothar Heimberg pada bass dan Wolfgang Dziony pada drum. Selama tur Lonesome Crow, konser Scorpions dibuka oleh band Inggris pendatang baru UFO. Menjelang akhir tur, gitaris Michael Schenker menerima tawaran sebagai lead guitar untuk UFO. Uli Jon Roth, teman dari Schenker
bersaudara, kemudian dipanggil untuk menyelesaikan tur.


Kepergian Michael Schenker menyebabkan pecahnya band. Pada tahun 1973, Uli Jon Roth, yang telah membantu Scorpions menyelesaikan tur Lonesome Crow, ditawari peran sebagai gitaris, tapi ternyata hal ini membuat band menjadi vakum dan terpisah, dan Rudolf memilih untuk membuat band baru dengan nama Dawn Road. Rudolf Schenker akhirnya memutuskan bahwa ia ingin bekerja sama dengan Roth, tapi tidak ingin membangkitkan formasi Scorpions terakhir. Dia akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan band, yang terdiri dari Roth, Francis Buchholz (bass), Achim Kirschning (keyboard) dan Jürgen Rosenthal (drum). Roth dan Buchholz membujuk Rudolf Schenker untuk mengundang Klaus Meine untuk bergabung pada vokal. Mereka memutuskan untuk menggunakan nama Scorpions karena lebih dikenal sebagai band rock Jerman dan albumpun dirilis dengan nama itu.

Bangkit menuju ketenaran (1974-1978)

Pada tahun 1974, formasi baru Scorpions merilis album Fly To The Rainbow. Album ini terbukti lebih berhasil dari pada Lonesome Crow, dan lagu-lagu seperti "Speedy Coming" dan "Fly To The Rainbow", menjadikan suara band lebih garang. Achim Kirschning memutuskan untuk meninggalkan band setelah rekaman. Segera setelah itu, Jürgen Rosenthal juga harus meninggalkan band karena harus memenuhi wajib militer. Pada tahun 1976, ia (
Jürgen Rosenthal) bergabung dengan band rock progresif Jerman yang bernama Eloy dan merekam tiga album. Selanjutnya drummer Scorpions digantikan oleh drummer Belgia, Rudy Lenners .

Pada tahun 1975, band ini merilis album In Trance, yang menandai awal dari kolaborasi panjang Scorpions dengan produser Jerman Dieter Dierks. Album ini merupakan sebuah langkah besar untuk ke depannya bagi Scorpions dan memantapkan heavy metal mereka. Hal ini berhasil mengumpulkan basis penggemar mereka di dalam maupun di luar negeri melalui single seperti "In Trance", "Dark Lady " dan " Robot Man ".


Pada tahun 1976, Scorpions merilis Virgin Killer. Cover albumnya menampilkan seorang gadis praremaja telanjang di belakang panel
kaca yang rusak. Cover art dirancang oleh Stefan Bohle yang merupakan product manager pada perusahaan rekaman raksasa RCA Records, yang merupakan label mereka pada waktu itu. Cover album ini membawa pengaruh pasar yang cukup besar, tetapi kemudian ditarik atau diganti di negara lain. Album ini sendiri mendapatkan pujian demografis untuk musik dari para kritikus pilihan dan para penggemar. Pada tahun 2008 gambar cover ini dihapus dari Inggris wikipedia oleh Internet Watch Foundation.


 Cover album yang tak lolos sensor di berbagai negara

Tahun berikutnya, Rudy Lenners mengundurkan diri karena alasan pribadi dan digantikan oleh Herman Rarebell.


Selanjutnya lahirlah album Taken by Force. RCA Records berusaha keras untuk mempromosikan album ini di toko dan di radio. Single, "Steamrock Fever" pun dimasukkan kedalam promosi radio RCA. Roth yang tidak senang dengan arah komersial yang telah diambil band ini, meskipun ia ikut pada tur di Jepang, ia pergi untuk membentuk band sendiri. Sebelumnya Roth telah menyelesaikan single Electric Sun untuk album live ganda Tokyo Tapes. Tokyo Tapes sendiri dirilis di Amerika Serikat dan Eropa enam bulan setelah rilis di Jepang.  

Pada saat itu pada pertengahan 1978, setelah mengaudisi sekitar 140 gitaris, Scorpions merekrut gitaris Matthias Jabs.

Sukses Komersial (1979-1991)

Setelah penambahan Jabs, Scorpions meninggalkan RCA menuju Mercury Records di Amerika Serikat dan Harvest / EMI Electrola untuk pemasaran seluruh dunia guna merekam album mereka berikutnya Lovedrive. Hanya beberapa minggu setelah dikeluarkan dari UFO karena penyalahgunaan alkohol, Michael Schenker juga kembali ke grup untuk periode singkat selama rekaman untuk album ini. Hal ini menjadikan band memiliki tiga gitaris (meskipun kontribusi
Michael untuk final release terbatas hanya tiga lagu ). Hasilnya adalah Lovedrive, album yang dikomentari dan dipertimbangkan sebagai puncak karir mereka. Album ini memuat hits favorit seperti "Loving You Sunday Morning ","Always Somewhere","Holiday" dan sebuah lagu instrumental "Coast to Coast", yang mempertegas ciri khas Scorpions, yaitu lagu-lagu hard rock yang dikombinasikan dengan melodi balada. Karya seni ini meraih gelar "Best album sleeve of 1979" dari majalah Playboy. Lovedrive menghuni peringkat 55 di tangga lagu AS, menunjukkan bahwa band ini sedang mengumpulkan penggemarnya diberbagai negara. Setelah selesai dan merilis album, band ini memutuskan untuk mempertahankan Michael di band dan memaksa untuk meninggalkan Jabs. Namun setelah beberapa minggu tur, Michael, masih menghadapi masalah alkoholisme hingga sampai pada akhirnya, ia roboh di atas panggung. Jabs dibawa kembali untuk mengisi kekosongan pada kesempatan tersebut saat ia tidak bisa tampil. Pada bulan April 1979, selama tur mereka di Perancis, Jabs bergabung secara permanen untuk menggantikan Michael.

 Scorpions dengan formasi zaman keemasan

Pada tahun 1980 band ini merilis Animal Magnetism, sekali lagi dengan cover yang provokatif, kali ini menampilkan seorang gadis berlutut dan anjing  Doberman Pinscher duduk di depan seorang pria. Animal Magnetism yang mengandung karya klasik seperti "The Zoo" dan "Make It Real". Segera setelah rilis album, Meine mulai mengalami masalah tenggorokan. Dia memerlukan operasi pada pita suaranya yang menimbulkan keraguan apakah ia akan bisa bernyanyi lagi.

Sementara itu, band ini mulai bekerja untuk album berikutnya, Blackout pada tahun 1981. Don Dokken dibawa untuk memberikan panduan dan backing vokal sementara Meine melakukan pemulihan. Meine akhirnya sembuh sepenuhnya dan mampu menyelesaikan album. Blackout dirilis pada tahun 1982 dan dengan cepat menjadi album band terlaris yang akhirnya meraih platinum. Suara Meine tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan, dan respon penggemar terhadap album itu sangatlah baik. Blackout menelurkan tiga single: "Dynamite", "Blackout" dan "No One Like You".


Mendapatkan popularitas dari kesuksesan mereka dari "Blackout", Scorpions melakukan konser di hadapan lebih dari 375.000 penggemar di Hari ke-2 pada tiga hari Festival AS, konser diadakan di San Bernardino, California selama akhir pekan Memorial Day 1983. Konser ini disiarkan langsung di MTV.

Ia tidak sampai tahun 1984, mereka merilis Love At First Sting yang menegaskan status mereka sebagai band internasional terpopuler hingga mereka
dikenal sampai sekarang. Didorong oleh single "Rock You Like a Hurricane", Love at First Sting membuat grafik yang menanjak dan memperolah double platinum di Amerika Serikat beberapa bulan setelah rilis.

MTV memberikan video klip lagu "Rock You Like a Hurricane", "Bad Boys Running Wild" ,"Big City Nights", dan kekuatan balada "Still Loving You" jam tayang yang signifikan, sangat berkontribusi terhadap keberhasilan album. Oleh saluran TV ini, Scorpions dijuluki  "The Ambassadors of Rock" sedangkan Majalah Rolling Stone menamai mereka " The Heroes of Heavy Metal ".


Di saat band melakukan tur panjang
Love At First Sting, para rocker ini memutuskan untuk merekam dan merilis album live kedua mereka , World Wide Live ditahun 1985. Direkam selama tur dunia selama setahun dan dirilis pada puncak popularitas mereka, album ini adalah sukses lain dari Scorpions, menempati urutan ke-14 di tangga lagu di AS dan di No 18 di Inggris.

 



Setelah tur dunia mereka, band ini akhirnya kembali ke studio untuk merekam Savage Amusement. Dirilis pada tahun 1988, empat tahun setelah album studio mereka sebelumnya, Savage Amusement menjadi album yang  lebih halus dan matang dan suara mirip dengan gaya Def Leppard, Scorpions telah menemukan sukses dengannya. Album ini terjual dengan baik tapi memperoleh komentar sedikit mengecewakan. Namun, di Inggris, majalah heavy rock Kerrang! memberikan penghargaan the album "five K's out of five".

Pada tur Savage Amusement pada tahun 1988, Scorpions menjadi grup band barat kedua (non Amerika) untuk bermain di Uni Soviet. Uriah Heep lah yang lebih dahulu melakukannya pada bulan Desember 1987 di Leningrad. Tahun berikutnya band ini kembali untuk tampil di the Moscow Music Peace Festival. Akibatnya, Scorpions memperluas basis penggemarnya di Rusia. 

Berharap untuk menjauhkan diri dari gaya Savage Amusement, band berpisah dari produser lama mereka dan "The Sixth Scorpion", Dieter Dierks, dan menggantinya dengan Keith Olsen ketika mereka kembali ke studio pada tahun 1990. Crazy World dirilis pada tahun yang sama dan menampilkan sound yang sedikit kasar. Album ini terdongkrak sebagian besar oleh keberhasilan besar dari balada "Wind of Change". Lagu ini merenungi perubahan sosial-politik yang terjadi di Eropa Timur dan di bagian lain dunia pada akhir Perang Dingin. Setelah Crazy World tur, Francis Buchholz bassis yang telah lama bersama Scorpions, akhirnya meninggalkan grup.
 



Hari - hari selanjutnya (1992-2009)

Pada tahun 1993, Scorpions merilis Face Heat. Bass ditangani oleh Ralph Rieckermann. Untuk proses perekaman, Scorpions dibawa produser Bruce Fairbairn. Suara album itu lebih metal daripada melodius. Baik pada single heavy metal "Alien Nation" atau pada tembang balada "Under The Same Sun" yang kesuksesannya hampir menyamai keberhasilan "Wind of Change". Face The Heat adalah sebuah keberhasilan moderat.  

Pada tahun 1995, album baru Live Bites diproduksi. Sementara album memiliki suara yang bersih melalui teknologi, namun jika dibandingkan dengan album live terlaris mereka , World Wide Live, album ini tidak terlalu sukses.

Sebelum rekaman album studio ke-13 mereka di tahun 1996, Pure Instinct, drummer Herman Rarebell meninggalkan band untuk mendirikan sebuah label rekaman. Di dalam album ini Scorpions bekerjasama dengan penulis lagu asal Indonesia Titik Puspa dan James F Sundah pada lagu "When You Came Into My Life". Curt Cress mengambil alih stik drum untuk album ini sebelum
James Kottak drummer kelahiran Louisville-Kentucky mengambil alih secara permanen. Album ini memiliki banyak tembang balada. Namun, single album "Wild Child" dan lagu balada yang menghanyutkan "You and I" mencapai kesuksesan.


1999 Scorpions merilis Eye II Eye dan membuat perubahan signifikan dalam gaya bermain band ini, pencampuran dalam elemen pop dan techno. Sementara album ini slickly diproduksi. Klip video untuk singel album pertama di Eropa, "To Be No 1", menampilkan aktris mirip Monica Lewinsky yang tidak sedikit meningkatkan popularitasnya.


 
 Scorpions bersama dalam formasi terkini

Tahun berikutnya, Scorpions memiliki sebuah kolaborasi artistik dengan Berlin Philharmonic Orkestra yang menghasilkan 10 lagu yang mengisi album bernama Moment of Glory. Album ini membantu pembangunan kembali reputasi band setelah kritik keras terhadap Eye II Eye. Namun, para kritikus menuduh mereka membuat kolaborasi mirip Metallica (S & M) dengan San Francisco Symphony yang telah dirilis pada tahun sebelumnya, meskipun orkestra pertama kali mendekati Scorpions dengan ide pada tahun 1995.
 
Pada tahun 2001, Scorpions merilis Acoustica , album unplugged akustik live yang menampilkan kembali hit-hit band terbesar, ditambah beberapa lagu baru. Sementara itu oleh para fans, kurangnya album studio baru, membuat frustasi bagi sebagian orang, dan Acoustica kembali menuai banyak sorotan.


Di tahun 2004, band ini merilis Unbreakable, sebuah album yang dipuji oleh para kritikus sebagai kembalinya si anak hilang yang telah lama ditunggu-tunggu. Album ini adalah album terberat band ini yang telah dirilis sejak Face Heat. Apakah hasil dari promosi yang sedikit oleh label band atau karena jarak waktu yang lama antar rilis studio, menyebabkan Unbreakable mendapat sedikit penayangan airplay dan grafik penjualan yang tidak cukup baik. Scorpions tur secara intensif dan bermain sebagai 'tamu khusus' bersama Judas Priest selama 2005 British tour - ini adalah 'kencan' pertama Scorpions di Inggris sejak tahun 1999 .Pada awal 2006, Scorpions merilis sebuah DVD, "1 Night in Vienna" yang memasukkan 14 lagu live dan rockumentary lengkap . Di LA, band ini menghabiskan waktu sekitar empat bulan di studio dengan produser James Michael dan Desmond Child dan bekerja untuk sebuah album berjudul Humanity : Hour I , yang dirilis pada akhir Mei 2007, dan diikuti oleh " Humanity World Tour ".


Pada tahun 2007 , band ini berkolaborasi dengan produsen video games yang memuat dua lagu mereka di video game seri, "Guitar Hero". "No One Like You " adalah fitur pada "Rocks era 80-an" versi permainan, sementara "Rock You Like A Hurricane" dirilis pada "Guitar Hero 3 : . Legends of Rock"


Pada tanggal 14 Mei 2007, Scorpions merilis Humanity - Hour I di Eropa. Album inipun tersedia di AS pada 28 Agustus di New Door Records dan menduduki tangga lagu Billboard di undakan ke-63.


Dalam sebuah wawancara di September 2007, Meine mengatakan album ini tidak memuat konsep khusus , melainkan koleksi lagu dengan tema umum . " Kami tidak ingin membuat rekaman lain dengan lagu-lagu tentang cowok yang mengejar para gadis" kata Meine.


Ditanyakan pada tahun 2007 jika band ini berencana untuk merilis Humanity - Hour II , Meine menjawab :" Itulah yang semua orang tanyakan. Mungkin ada, tapi siapa tahu? Saat ini kita berada pada awal tur dunia. Hal ini menarik untuk memainkanr lagu-lagu baru dan semua berjalan dengan sangat baik dan klasik. Hal ini menarik, karena ada penonton baru di luar sana. Ada banyak penggemar lama tetapi juga ada banyak anak-anak muda. Kami hanya bermain di London dan di Paris dan ada anak-anak muda yang bergoyang saat lagu yang ditulis sebelum mereka dilahirkan. Ini menakjubkan. Saya tidak ingin untuk berpikir tentang Hour II sekarang karena saat ini saya sangat menikmatinya. Hal ini sangat inspiratif untuk melihat seberapa banyak penonton menikmati musik baru ini."


Klaus Meine

Pada tanggal 20 Desember 2007, Scorpions bermain pada sebuah konser untuk pasukan elit keamanan Rusia di Kremlin. Konser ini merupakan perayaan ulang tahun ke-90 berdirinya Cheka - pendahulu dari KGB . Band ini telah menyatakan bahwa mereka pikir mereka tengah melakukan konser Natal. Mereka telah mengatakan bahwa konser mereka tidak berarti sebuah penghormatan kepada Cheka, komunisme, atau masa lalu brutal Rusia . Diantara penonton termasuk Vladimir Putin dan Dmitry Medvedev.Pada tanggal 21 Februari 2009, Scorpions menerima Germany's ECHO Honorary Award untuk lifetime achievement di Berlin O2 World.

Sting in the Tail, tur dan album berikutnya ( 2010-sekarang )

Pada bulan November 2009 , Scorpions mengumumkan bahwa album studio ke-17 mereka, Sting in the Tail, akan dirilis pada awal tahun 2010, digarap di Hanover dengan produsen Swedia Mikael "Nord" Andersson dan Martin Hansen. Sting in the Tail dirilis pada tanggal 23 Maret 2010.

Pada tanggal 24 Januari 2010, band ini mengumumkan niat mereka untuk menjadikan Sting in the Tail sebagai album terakhir mereka, dengan tur album itu menjadi tur terakhir mereka, meskipun band ini kemudian membuat keputusan untuk melanjutkan perekaman setelah melewati akhir Tour. Grup band Dokken dijadwalkan sebagai band pembuka untuk mereka tapi dibatalkan setelah terjadi kerusuhan.


Pada tanggal 6 April 2010, Scorpions diabadikan di Hollywood's Rock Walk in dalam sebuah upacara pembuatan handprint, dengan anggota band menempatkan tangan mereka di lempengan panjang semen basah di samping seniman musik lainnya.


 Sebuah album remastered lagu lama, Comeblack, dirilis pada tanggal 7 November 2011.

Sang frontman Klaus Meine ditanya dalam sebuah wawancara di bulan Juli 2011 tentang masa depan Scorpions, apakah band ini akan membuat album lain. Dia menjawab, "Proyek terbaru kami keluar dalam beberapa bulan ke depan. Ini memberi Anda kesempatan untuk mendapati Scorpions dalam 3D. Anda benar-benar dapat merasakan kabut asap keluar dari gitar seperti dalam sebuah pertunjukan live. Ini adalah pengalaman yang luar biasa. DVD ini menayangkan konser kami
di Jerman dalam bentuk 3D. Memang, teknologi 3D yang kuat membuat kita merasa seperti pelopor setelah bertahun-tahun (dia mengatakan sambil tertawa). Kami memiliki album yang akan keluar akhir tahun ini menampilkan lagu-lagu klasik. Anda tahu ini sebagai tanda cinta kami untuk mereka. Era 60-an adalah era untuk inspirasi kami. Film dokumenter kami juga akan segera dirilis. kami memiliki banyak kamera saat kami tur, jadi dokumenter ini dibuat selama tur kami. Hal ini juga akan memberi Anda gambaran tentang karir Scorpions dan perjalanannya."


Hampir satu tahun setelah pengumumannya, Scorpions hadir pada Wacken Open Air Festival pada tanggal 4 Agustus.



Meskipun rumor berkelanjutan antara putus atau pensiun, gitaris Matthias Jabs mengatakan pada AZ Central pada tanggal 12 Juni 2012 bahwa Scorpions tidak akan berpisah. Sebulan kemudian, Jabs berbicara pada majalah Billboard bahwa band ini telah bekerja pada sebuah album yang akan berisikan lagu-lagu yang belum pernah
mereka rilis, lagu-lagu yang diperuntukkan saat rekaman untuk album Blackout, Love at First Sting, Savage Amusement dan Crazy World dan berencana untuk merilisnya di 2014. Pada April Scorpions mengumumkan pertunjukkan di Rusia dan Belarusia dengan orkestra di Oktober 2013. Pada tanggal 11, 12 dan 14 September 2013, Scorpions dimainkan tiga konser MTV Unplugged di Lycabettus - Theatre di Athena Yunani. Pada 6 November 2013 mereka mengumumkan lebih dari 4 MTV Unplugged Concert di Jerman 2014. Pada Desember 2013 dalam sebuah wawancara di Rock Show program radio di Yunani, Klaus Meine mengatakan ia tidak yakin jika album yang akan berisi lagu-lagu yang belum pernah dirilis mereka direkam untuk album Blackout, Love at First Sting, Savage Amusement dan Crazy World akan jadi dirilis pada tahun 2014 atau nantinya.





Diskografi :
Studio Recorded :
  • Lonesome Crow (1972)  
 

  • Fly To The Rainbow (1974)
 
  • In Trance (1975)
 
  • Virgin Killer (1976)
 
  • Taken By Force (1977)
 
  • Lovedrive (1979)
 
  • Animal Magnetism (1980)
 
  • Blackout (1982)
 
  • Love At First Sting (1984)
 
  • Savage Amusement (1988)
 
  • Crazy World (1990)
 
  • Face The Heat (1993)
 
  • Pure Instinct (1996)
 
  • Eye II Eye (1999)


  •  Unbreakable (2004)

  • Humanity : Hour I (2007)

  • Sting In the Tail (2010)

  • Comeblack (2011)
 

Live Album
  • Tokyo Tapes (Double Album) (1978)

  • World Wide Live (Double Album) (1985)


  • Live Bites (1995)

  • Acoustica (2001)



( Sebagian dari tulisan ini pernah dipublikasikan pada Majalah Dinding SMA Negeri 3 Padang tahun 1994 dalam rangka menyambut rilis Album Face The Heat di Indonesia ) 

Tulisan ini disadur dari berbagai sumber.
Bagi yang berminat untuk Mp3 Full Album tinggalkan pesan pada e-mail ir.hamdianis77@gmail.com.
From Padang - West Sumatera - Indonesia With love for Scorpions.