Cuci, sebuah kata yang sering kita dengar dan ucapkan. Macam-macam, yang paling sering itu mencuci, entah itu mencuci pakaian, mencuci piring, mencuci kaki dan lain sebagainya. Umumnya mencuci ini dilakukan kaum hawa, bagi yang berkeluarga, mungkin sang istri yang melakukannya, tapi bagi yang sibuk bisa juga diupahkan, atau yang lebih keren ke LAUNDRY.
Tapi mencuci juga dilakoni pria. Coba lihat, atau bagi yang punya kendaraan bermotor, sekali waktu kalau menyempatkan diri mencuci tunggangannya di tempat pencucian kendaraan bermotor, yang mencuci itu pria. Atau ke daerah belakang rumah makan atau ampera, restoran, yang mencuci piring, gelas, garpu, sendok, bahkan kuali, juga pria.
Mencuci juga menjanjikan sebagai pekerjaan yang "basah". Sebagian orang membuka usaha pencucian kendaraan, entah itu motor, mobil biasa, angkot, kalau angkot punya kebiasaan beda dalam mencucinya, mereka selalu mencuci malam, biar besok pagi siap untuk menambang lagi. Sebagian pengusaha juga membuka jasa pencucian pakaian, selimut, bantal dan karpet, malahan helm juga dicuci.
Hhhaaa...bagi kalangan tertentu, ada lagi mencucinya lebih "basah", yaitu mencuci uang.
Tapi sayang harus berhadapan dengan KPK, JAKSA, POLISI dkk... Bisa dipenjara jadinya kalau mencuci yang ini dilakukan. Bagi yang mencucinya tidak ketahuan, ya, baguslah bagi mereka, hidup senang serba ada.
Itulah, sebuah pekerjaan basah yang jika terlalu "basah" bisa jadi api siksa, baik di dunia maupun di akhirat.
Pesan saya,
HATI-HATI MENCUCI !
JANGAN SAMPAI SESAT KALAU MENCUCI !
KARENA AKAN MEMBUAT LUKA DIRI !
Minggu, 12 Mei 2013
Selasa, 07 Mei 2013
Minangkabau Dalam Tangkapan Lensa Sederhana
Sumatera Barat selalu menyimpan keindahan alam yang memukau, sebuah panorama penyejuk mata dengan hamparan hijau persawahan bersama kontur alam yang terkadang ekstrim mengajak kita larut dalam zona eksotisme pedesaan.
Sesudut dari Simabua Kab. Tanah datar
Berbagai tempat sempat diabadikan dengan lensa sederhana dari Mobile Phone dan kamera saku dengan tingkat ketajaman yang rendah, namun cukup untuk melepaskan lelah mata dalam derap dinamika kehidupan perkotaan yang teramat tinggi bagi banyak kalangan.
Merapi dari sisi Nagari Lawang Mandahiling Kab. Tanah Datar
Nagari Paninjauan Kota Padang Panjang
Dinding Alam Dari Harau Kab. 50 Kota
Sumatera Barat dengan mayoritas penduduk yang merupakan perantau-perantau ulung sangat mendambakan keindahan-keindahan kampung halaman yang sangat dirindui terutama pedesaan yang selalu meninggalkan kenangan dimemori mereka yang telah lama pergi dari tanah kelahiran.
Ngarai Sianok Kota Bukittinggi
Bukit Siti Nurbaya Pantai Padang
Nagari Galo Gandang Kab. Tanah Datar
Mungkin tulisan ini hanya menyampaikan sedikit dari banyak ruang yang bisa diabadikan untuk para penikmat keindahan alam Minangkabau. Namun dari sekian banyak kekurangan dalam potret ini, sungguh merupakan sebuah kepuasan tersendiri dari balik lensa sederhana, dengan mengharap maklum terhadap hasil yang ada.
Semoga dikesempatan lain ada lagi yang bisa dikabarkan melalui lensa sederhana ini, teriring salam dari kampung halaman untuk anda para perantau.
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)